Gintama: The Very Final – Aksi Berbalut Komedi
Gintama dalam urusan parodi komedi memang tidak bisa dilawan. Namun sedikit pecinta anime yang mengikuti seri ini karena terlalu banyak arc komedi ketimbang main story. Hal tersebut memang dapat dimengerti, namun hal tersebut akan membuat jatuh cinta terhadap film final yang menjadi penutup franchise yang telah menemani kita lebih dari 15 tahun lamanya.
Gintama: The Very Final sendiri akhirnya rilis di Indonesia dibawah publisher Medialink, kesan yang ditawarkan dari film ini apalagi kami datang tanpa mengetahui lebih dalam seri ini, hanya sekedar tahu terpuaskan. Jadi senyaman dan semenarik apa film ini yang berhasil menjadi top-selling di Jepang saat rilis disana? Berikut review Gintama: The Very Final di bawah ini.

1. Story
Gintoki Sakada dan kawan-kawan bersatu untuk pertempuran besar melawan alien yang telah menjajah bumi. Disisi lain, dirinya juga memiliki masalah pribadi di masa lampau yang baru bisa diselesaikan ketika mereka beranjak dewasa.
2. Dibuka dengan Santuy
Jika kalian tidak familiar dengan franchise ini mungkin akan sedikit kebingungan, apalagi film ini tanpa banyak flashback langsung jalan. Berita baiknya, kilas baiknya begitu menyeleneh, fans shounen anime apalagi langsung tertawa melihat franchise lain diparodikan.
Cerita yang ditawarkan dari film yang mengambil adaptasi manga chapter 699-704 dan penambahan originalnya berhasil menghasilkan kesan film serius namun santuy. Kalian bisa merasakan cerita persahabatan kuat, apalagi mengikuti dari awal lebih terasa emosionalnya.
3. Aksi Komedi Tidak Tanggung-tangung
Apa yang membuatnya menarik hingga saat ini adalah action shounen yang diluar dugaan. Ketika banyak studio mulai mengandalkan sebagian besar action dengan 3D animation, Bandai Namco Pictures selaku studio lebih dominan 2D klasik, meskipun ada tetapi hanya pada situasi yang tidak memungkinkan.
Sound design pada film ini juga begitu diperhatikan, bagaimana ketika terkena suara ayunan pedang, ledakan yang dahsyat mengenai bilah hingga pemilihan soundtrack semangatnya mengembalikan citra rasa anime shounen klasik rasa modern.
5. Subtitle Tidak Memuaskan
Selain pujian, kelemahan utama film ini sebenarnya terletak pada subtitelnya. Awalnya kami sangat puas karena di bioskop hanya ada satu subtitle, tidak ada double subtitle, sayangnya penggunaan garis terlalu tipis. membuat bacaan menjadi menakjubkan, terutama saat duduk
Belum cukup dari itu saja, ada kesalahan dimana sub percakapan dan sub musik menyatu di beberapa segmen. Kami sendiri sebenarnya sudah menonton dari tanggal 12 kemarin, namun menunggu untuk ditulis ternyata hampir semua daerah mengalami masalah yang sama dan tidak diperbaiki. Typo memang tidak terlalu banyak, tetapi kenyamanannya selama menonton kurang.
Kesimpulan
Gintama: The Very Final menjadi film terbaik bagi kalian yang sedang mencari hiburan dan aksi secara bersamaan. Diposisikan sebagai penutup terbayar manis, apalagi masih nyaman dinikmati kalangan awam membuatnya pantas menjadi salah satu film anime terbaik. Namun sayang, kelemahan justru datang dari para tim translator resmi bahasa Indonesia, entah mereka sepelu atau bagaimana tidak ada yang tahu.
Kelebihan:
- Visual action yang mempesona
- Masih lawak dengan segudang parodi
- Cukup nyaman dinikmati orang awam
- Music yang lumayan segar
Kekurangan:
- Subtitle kacau balau
- Ada beberapa plotline yang perlu diselam lagi
- Ending akhir terlalu dipaksakan
Nah, demikianlah review Gintama: The Very Final yang sudah kami saksikan beberapa waktu lalu. Menurutmu sobat Gamerz, apakah kalian suka dengan anime tersebut? Jika iya, jangan lupa kunjungi terus GameZero.id agar tidak ketinggalan informasi menarik seputar dunia games, gadget, anime, manga, teknologi, movies, eSports, dan lain-lain.