News

Masih Berlanjut Elon Musk vs Twitter, Kini Elon Musk Tuduh Twitter Karena Menyembunyikan Angka Akun Palsu

Masih berlanjut drama antara Elon Musk dan Twitter. Seperti kita ketahui, awalnya ini terpicu karena rencana kesepatakan Elon Musk yang hendak membeli platform Twitter dengan nilai fantastis senilai $44 miliar, namun Elon Musk mundur dari kesepakatan. Dengan batalnya kesepakatan pihak Twitter mengambil jalur hukum.

Laporan Dari Pihak CEO Tesla, Elon Musk!

Berita beredar kini dari Elon Musk menuduh Twitter melakukan penipuan karena menyembunyikan jumlah bot yang sebenarnya di platformnya, berdasarkan The New York Times, dalam perdebatan kali ini pengajuan hukum dari tim kepala Tesla, 10% dari pengguna aktif harian jejaring sosial yang melihat iklan adalah akun tidak bisa dipercaya/palsu (bot).

Dalam laporan lama sebelumnya, Twitter menyatakan jika bot ada kurang dari lima persen dari basis penggunanya, dan Musk menunda akuisisi yang diusulkan jejaring sosial pada pertengahan Juli untuk mengonfirmasi apakah itu benar adanya.

CEO Tesla, Elon Musk dan SpaceX, mengambil alih platform media sosial pada April setelah menjadi pemegang saham terbesar perusahaan. Dia juga merupakan pengguna produktif di Twitter, mungkin itu jadi alasan Musk ingin platform media sosial tersebut.

Tidak banyak pertimbangan, Twitter dengan cepat menerima tawarannya, tetapi setelah survei dari pembeli dia membantah jumlah akun palsu di platform tersebut. Ia juga menuduh perusahaan tidak memberinya akses ke informasi yang cukup untuk memverifikasi jumlah bot di situs web.

Akhirnya, Twitter menanggapi dengan memberinya akses penuh ke data internal, tetapi pada akhirnya, Musk mengatakan kepada Komisi Securities dan Exchange Commission bahwa ia ingin menghentikan kesepakatan dengan jejaring sosial kari menyimpulkan “representasi yang palsu dan menyesatkan.” dari pihak platform.


Dalam pengajuan baru-baru ini, team Musk berpendapat bahwa analisnya menemukan jumlah akun tidak bisa dipercaya, palsu (bot) yang jauh lebih tinggi daripada yang disebutkan oleh Twitter menggunakan Botometer.

Pihak Musk mengatakan bahwa media sosial menyembunyikan masalah botnya agar Musk setuju untuk membeli perusahaan itu dengan harga yang melambung tinggi.

[‘Twitter salah menghitung jumlah akun palsu dan spam di platformnya, sebagai bagian rencana untuk menyesatkan investor tentang potensi perusahaan. Pengungkapan Twitter perlahan-lahan terurai, Twitter dengan cepat(panik) menutup informasi apa pun yang dapat mengungkap hal ini dalam upaya putus asa untuk mencegah pihak Musk mengungkap penipuannya.’].

Laporan Dari Pihak Twitter Terkait Pembatalan Pembelian $44 miliar.

Elon Musk Twitter

Gugatan pun terjadi dari pihak medial sosial karena pembatalan kesepakatan pembelian $44 miliar, dan melaporkan kepihak berwajib bahwa Musk melanggar syarat perjanjian mereka dengan berbuat demikian.

Membalas pengajuan terbaru dari pihak musk. Twitter mengajukan gugatan hukumnya sendiri, mengklaim tidak akurat , tidak memiliki dasar hukum dan tidak relevan secara komersial.

Perusahaan mengatakan bahwa Botometer tidak dapat diandalkan dan telah memberi skor di akun Twitter Musk sendiri yang menunjukkan bahwa itu adalah bot. Gugatan Twitter terhadap Musk sedang menuju ke pengadilan pada bulan Oktober.

Masih berlanjut, dan kita harapkan agar kedua belah pihak mendapat titik terang agar dapat keputusan tepat dan yang terbaik untuk kasus yang masih berlanjut ini.

Dandi Supriatna Fauzi

Ingin Mendominasi Dunia